Mungkin aku belum mencapai titik kematangan seperti yang selalu aku impikan akan seorang aku. Prestasi akademisku tak selalu nomor satu, harus aku akui fakta bahwa selalu ada orang-orang yang lebih cerdas dariku. Intelektualitasku juga tak bisa terlalu aku andalkan, terlalu banyak momen dimana aku terlihat seperti orang bodoh. Beberapa targetkupun meleset dari yang seharusnya. Tak ada tanah bersalju eropa yang kunantikan dinginnya. Tanpa weekend ke menara Eiffel lalu berfoto ria disana, atau tidak juga melenggang bersama backpack untuk tidur di taman kota Madrid kala musim panas datang.
Sebenarnya duniaku sekarang adalah alam aneh di khayalan kanak-kanakku. Tak pernah terbersitpun di imajinasi masa kecilku akan berkutat dengan ayat-ayat Tuhan. Mempelajari kasus-kasus theologis serta hukum positif religi. Dahulu di otakku hal-hal seperti ini seperti ditakdirkan untuk lelaki-lelaki shalih bersorban macam pak Saliman. Walaupun aku pandai membaca Al- Qur’an dan tak pernah dapat nilai kurang dari 8 di pelajaran Agama waktu SD, tapi alam ide ku sudah lebih dulu familiar dengan Sir Isaac Newton, Albert Einstein, Thomas Alva Edison, serta yang paling gampang diingat adalah sang penemu telpon Alexander Graham Bell.
Dari kecil aku sudah sadar bahwa duniaku akan lebih luas dari rumah panggung kayu beratap seng. Dengan sumur timba di belakangnya yang airnya hanya dipakai untuk minum dan memasak jika musim kemarau tiba. Sementara untuk mandi, harus naik turun bukit menuju sungai. Aku tahu bahwa jalananku kelak bukan hanya jalanan koral bersiram aspal tipis yang akan membuat telapak kaki melepuh saat harus berlari. Bukan pula tanah lempung di kebun-kebun yang licin minta ampun jika hujan mengguyur. Kaki-kaki jenjangku akan menapak jalanan yang lebar, berlajur-lajur, penuh dengan kendaraan bermotor. Suatu saat yang dekat di masa depan. Aku sendiri tak tahu mengapa aku begitu imajinatoris dan merasa seolah-olah mimpi adalah esok hari saja, sangat dekat dan tinggal menunggu matahari terbit. Sepertinya baru kemarin aku menyusuri jalanan becek london dengan menggenakan topi koboy dan jas setinggi lutut, dan esok aku akan kesana lagi.
Tapi, sama sekali bukan menara-menara masjid Kairo yang berseliweran di otakku. Bukan teks teks berbahasa arab yang waktu itu nampak di terawangan persepsiku tentang buku-buku di meja belajarku. Dulu, aku mengkhayal diriku adalah professor fisika yang meneliti tumbuh kembang kosmos serta teori-teori astronomi. Bintang-bintang dan galaxy baru, atau meneliti besarnya gaya pada titik pusat black hole.
Dan ketika Tuhan menghantarkanku kesini, aku sadar bahwa inilah jalanku. Ini adalah persinggahan mimpiku. Aku harus melewati proses ini meskipun mimpi-mimpiku yang dulu belum pudar seutuhnya. Aku harus tetap menjadi seperti impianku, seorang professor fisika. Yang di alam nyata ternyata lebih hebat karena menguasai dalil dalil Qur’an dan sunnah. Memahami qodhoya-qodhoya Kalam yang membuat penelitian ilmiahku nanti punya orientasi suci, untuk mengesakan Allah.
Ternyata Allah memberikan kenyataan yang jauh lebih liar dari imajinasi kita. Dan sungguh Allah maha besar karena rahmatnya pula dia memuliakanku dengan menjadikanku sebagai seorang yang mutafaqqih fiddin. Karena bila Allah menginginkan kebaikan pada seseorang, maka Dia akan menjadikannya intelek dalam hal agama. Begitu kata hadist.
Maka kini, segala apapun yang ada pada diriku tak akan kusesali. Karena Tuhan punya rencana tak teraba tentang diri kita. Dan yang kita perlukan hanyalah mengikuti skenarionya, melakukan yang terbaik.
Selasa, 07 Februari 2012
Senin, 30 Januari 2012
Curhat Colongan
Malam ini hawa kembali mendingin, setelah beberapa hari ini cuaca sempat menghangat. Aku menyusuri beceknya jalanan Kairo dengan seabrek uneg-uneg yang membebani kepala. Pikiranku tak bisa lepas. Banyak hal yang meminta untuk diperhatikan dan tak sudi diacuhkan sedetik saja. Hari-hari ini, aku tidak bisa tenang. Seperti ada malaikat maut yang mengejar, dan menerkamku jika aku berhenti sedikit saja. Semoga nafasku masih kuat untuk diajak berlari.
Tugas-tugas rutinitas, to do lists, self-progress, dan bermacam pekerjaan antri dengan tidak tertib di otakku. Saling menyela giliran saat yang lain lengah, dan ini membuatku semakin bingung saja. Mataku harus terbelalak terus mengawasi sepak terjang mereka, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Bagi orang moody sepertiku. Sangat sulit untuk bekerja dengan teratur. Aku terbiasa nyaman untuk bekerja dengan schedule random sesuai irama hati. Kalau sedang ingin rajin ya rajin, dan kalau malas ya tinggal bilang masa bodo. Menghabiskan hari di surga kasur, bertemankan bantal dan selimut tebal. Apalagi musim dingin begini, Indah.
Tapi kawan, sepertinya berjalannya waktu menuntut kita untuk selalu berubah menjadi lebih baik. Karena kalau tidak, kita tak ubahnya pedagang yang merugi karena tak bisa memanfaatkan kesempatan lebih untuk memperbaiki. Rosulullah pun menggambarkan demikian dalam hadistnya;
“Barangsiapa amalnya hari ini lebih baik dari hari kemarin maka orang itu termasuk yang beruntung. Dan barangsiapa yang amalnya sama dengan hari kemarin maka ia termasuk orang yang rugi. Dan barangsiapa yang amalnya lebih buruk dari hari kemarin maka ia termasuk orang yang terlaknat”. (H.R. al-Hakim).
Dan lagi, aku menyadari bahwa setiap hari perawakan fisikku semakin jauh dari kesan anak-anak. Aku berubah dari seorang anak menjadi lelaki yang menginjak dewasa. Seharusnyalah memantaskan kepribadian dan sikap dengan sesuatu yang lebih dewasa.
Kini, beberapa helai uban sudah menyembul diantara rambutku. Beberapa tahun lagi, akan semakin banyak dan semakin banyak. Tak ada tombol ‘pause’ dalam perjalanan hidup. Jika kita tidak berbenah, kita akan dibuat malu oleh kenyataan diri kita sendiri.
Maka kawan, waktunya sudah tiba untuk merubah hal-hal mendasar dalam diri kita. Memperbaiki remeh temeh yang selama ini menjadi penyebab prinsipil atas kegagalan kegagaln kita. Mengganti detail-detail kecil dengan sesuatu yang lebih baik. Melakukan sesuatu dengan lebih terorganisir dan rapi.
Selebihnya, bila kita lelah, tak perlu merasa bersalah atas keletihan itu. Tak usah mengutuki kegelisahan kita atas problematika yang datang. Karena rasa gelisah itu menandakan bahwa kita menolak untuk menyerah.
Saat merasa lelah, bersyukurlah ! Karena kini kita punya alasan ketika mengadu pada Tuhan bahwa kita telah melakukan sesuatu. Saat kita bingung dan pusing, bersyukurlah karena artinya kita sudah menggunakan otak untuk berpikir. Mencoba memecahkan masalah demi masalah yang datang. Dan tak pernah menyerah dengan keadaan.
Tetap tenanglah ! tarik nafas dalam-dalam dan sebutlah namaNya yang maha Agung dalam hati. Karena Dia akan datang dengan bantuan bantuan ghaibNya di setiap langkah kita. Mengutus malaikat-malaikatNya dan menciptakan keajaiban-keajaiban. Membuat hal-hal yang terlihat mustahil menjadi mungkin, membuat hal-hal kecil menjadi luar biasa, seperti biasanya. Karena Allah tak akan meninggalkan hambaNya yang selalu berusaha dan menyerahkan segala urusan kepadaNya.
Tugas-tugas rutinitas, to do lists, self-progress, dan bermacam pekerjaan antri dengan tidak tertib di otakku. Saling menyela giliran saat yang lain lengah, dan ini membuatku semakin bingung saja. Mataku harus terbelalak terus mengawasi sepak terjang mereka, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Bagi orang moody sepertiku. Sangat sulit untuk bekerja dengan teratur. Aku terbiasa nyaman untuk bekerja dengan schedule random sesuai irama hati. Kalau sedang ingin rajin ya rajin, dan kalau malas ya tinggal bilang masa bodo. Menghabiskan hari di surga kasur, bertemankan bantal dan selimut tebal. Apalagi musim dingin begini, Indah.
Tapi kawan, sepertinya berjalannya waktu menuntut kita untuk selalu berubah menjadi lebih baik. Karena kalau tidak, kita tak ubahnya pedagang yang merugi karena tak bisa memanfaatkan kesempatan lebih untuk memperbaiki. Rosulullah pun menggambarkan demikian dalam hadistnya;
“Barangsiapa amalnya hari ini lebih baik dari hari kemarin maka orang itu termasuk yang beruntung. Dan barangsiapa yang amalnya sama dengan hari kemarin maka ia termasuk orang yang rugi. Dan barangsiapa yang amalnya lebih buruk dari hari kemarin maka ia termasuk orang yang terlaknat”. (H.R. al-Hakim).
Dan lagi, aku menyadari bahwa setiap hari perawakan fisikku semakin jauh dari kesan anak-anak. Aku berubah dari seorang anak menjadi lelaki yang menginjak dewasa. Seharusnyalah memantaskan kepribadian dan sikap dengan sesuatu yang lebih dewasa.
Kini, beberapa helai uban sudah menyembul diantara rambutku. Beberapa tahun lagi, akan semakin banyak dan semakin banyak. Tak ada tombol ‘pause’ dalam perjalanan hidup. Jika kita tidak berbenah, kita akan dibuat malu oleh kenyataan diri kita sendiri.
Maka kawan, waktunya sudah tiba untuk merubah hal-hal mendasar dalam diri kita. Memperbaiki remeh temeh yang selama ini menjadi penyebab prinsipil atas kegagalan kegagaln kita. Mengganti detail-detail kecil dengan sesuatu yang lebih baik. Melakukan sesuatu dengan lebih terorganisir dan rapi.
Selebihnya, bila kita lelah, tak perlu merasa bersalah atas keletihan itu. Tak usah mengutuki kegelisahan kita atas problematika yang datang. Karena rasa gelisah itu menandakan bahwa kita menolak untuk menyerah.
Saat merasa lelah, bersyukurlah ! Karena kini kita punya alasan ketika mengadu pada Tuhan bahwa kita telah melakukan sesuatu. Saat kita bingung dan pusing, bersyukurlah karena artinya kita sudah menggunakan otak untuk berpikir. Mencoba memecahkan masalah demi masalah yang datang. Dan tak pernah menyerah dengan keadaan.
Tetap tenanglah ! tarik nafas dalam-dalam dan sebutlah namaNya yang maha Agung dalam hati. Karena Dia akan datang dengan bantuan bantuan ghaibNya di setiap langkah kita. Mengutus malaikat-malaikatNya dan menciptakan keajaiban-keajaiban. Membuat hal-hal yang terlihat mustahil menjadi mungkin, membuat hal-hal kecil menjadi luar biasa, seperti biasanya. Karena Allah tak akan meninggalkan hambaNya yang selalu berusaha dan menyerahkan segala urusan kepadaNya.
Rabu, 25 Januari 2012
Fokus

Hari-hari ujian baru saja usai. Setelah sebulan lebih ‘menekan nafas’ akhirnya tiba saat untuk barang sejenak bernafas seperti biasanya. Bukannya mengistirahatkan otak, tetapi mengalihkan fokus otak pada hal lain. Karena faktanya (kata temanku), otak kita tak pernah berhenti bekerja. Bahkan saat kita tidur otak kita masih saja berpetualang dalam dunia bawah sadar. Pergi ke tempat-tempat yang tak memungkinkan dikunjungi di alam nyata, menyampaikan pesan-pesan yang di kehidupan sebenarnya tersembunyi oleh kekeluan lidah, serta melakukan hal-hal yang di secara realistisnya terkekang oleh batas-batas realita dan fakta.
Aku kembali membuka lembaran-lembaran yang karena ujian terpaksa ‘dipinggirkan’. Seraya mengajak otak untuk berpindah haluan. Menguak memori-memori usang untuk kembali dirangkai.
Tapi, sepertinya ada yang tersisa dari ujian untuk direnungkan. Ada yang perlu digarisbawahi dari momen yang selalu terlihat seperti momok mengerikan itu. Ada hal yang perlu diikat agar tak terbang begitu saja.
Kita sadari atau tidak, betapa ujian telah sukses membuat otak kita fokus. Qodhoya-qodhoya mantiq yang di hari biasa sepertinya tidak mungkin untuk dimengerti, toh bisa juga diatasi, tanpa perlu pembimbing pula. Tebalnya kertas-kertas kusam buku fiqh yang di luar ujian selalu mengundang rasa kantuk akhirnya terbaca semua. Begitu halnya dengan pelajaran-pelajaran yang lain. That’s all settled, meskipun hasilnya wallahu a’lam.
Ternyata, dengan fokus, kita bisa melakukan sesuatu yang sepertinya mustahil.
Selama ini, kita terlalu membiarkan otak kita berkeliaran kemana-mana. Kita melakukan banyak hal, tapi tanpa disertai dengan otak dan hati yang tak tahu juntrungannya sedang dimana. Kita belajar, tapi fokus kita ada pada pertandingan bola nanti malam. Kita diskusi, tapi konsentrasi kita masih tertinggal di jawazat karena besok pagi harus secepat mungkin kesana. Kita kuliah, tapi hati kita sedang meratapi kepergian orang yang kita cintai. Well, hasil dari semua itu bisa kita lihat sendiri, terlalu banyak waktu kita yang terbuang sia-sia. Tak ada produktifitas.
Sebenarnya dengan fokus, tak ada yang berkurang dari kebahagiaan kita. Seperti saat ujian kemarin. Kita masih bisa makan 3 kali sehari, tidur 8 jam sehari, masih bisa mendengarkan lagu-lagu kesayangan, bahkan masih bisa menghabiskan beberapa judul film. Intinya, saat fokuspun kita masih bisa menikmati kegiatan-kegiatan santai tanpa berkurang kuantitasnya. Bahkan dengan kualitas yang lebih baik.
Huft, aku masih belum terlalu fokus sehingga kebingungan bagaimana untuk mengakhiri catatan ini, haha. Intinya, karena fokus tidak mengurangi kebahagiaan kita dan bahkan mampu membuat kita melewati melakukan hal-hal luar biasa. Marilah kita biasakan untuk selalu fokus dalam semua tindak tanduk kita, semua langkah kita.