Malam ini, saya tak sempat
berpikir panjang. Tapi atas permintaan seseorang saya tulis note pendek.
Isinya, kurang lebih seperti tulisan-tulisan yang sering saya tulis dulu,
bagaimana memotivasi diri sendiri.
Hari ini, saya tak tahu harus
senang atau sedih. Pasalnya, bersama kebahagiaan melihat usia ini berganti satu
angka lebih banyak, saya juga sedih karena terhenyak oleh kenyataan bahwa
tantangan di hari-hari ke depan semakin serius dan so pasti semakin berat.
Di satu sisi, di hari ulang tahun
ini, saya ingin sedikit berbahagia dengan menghargai prestasi-prestasi kecil
yang telah saya raih. Barangkali ihwal-ihwal remeh itu pada hakikatnya tak
patut di sebut prestasi, namun ada kalanya kita perlu sejenak tersenyum menatap
langkah-langkah kecil yang sudah kita ambil. Karena bagaimanapun, akan lebih
mudah melangkah melanjutkan mimpi-mimpi liar kita dengan senyuman daripada
berjalan dengan muka sayu akibat beban yang terlalu berat.
Tentang target-target yang lepas,
tak perlu terlalu disesali, jika Anda sudah melakukan yang terbaik.
Kegagalan-kegagalan itu selayaknya datang untuk membawa kesadaran lebih bahwa
ada yang lebih berkuasa daripada tekad, kerja keras, dan semua rencana-rencana
manusia. Allah SWT ada di atas segalanya. Maafkanlah kesalahan yang kita buat,
tapi jangan hilangkan antusiasme untuk mencapai target-target baru dengan cara
yang lebih baik.
Tentang rasa sakit akibat wanita,
cinta, asmara, dan semua perkara individual yang penuh egoisme itu, percayalah,
you are not alone, everybody’s hurt! Jadi, tak ada yang istimewa dengan itu.
Tak perlu meratap seolah Anda adalah satu-satunya orang yang paling tersiksa di
dunia ini. Semua orang tersiksa karena urusan cinta, tapi kita saksikan masih
banyak dari mereka yang bisa tersenyum lebar. Jangan sampai hidup kita dihabisi
oleh urusan-urusan pribadi semata. Jadilah pribadi yang telah usai dengan diri
sendiri!
Tentang mimpi, teruslah memasang
standar tinggi. Banyak orang memimpikan perkara-perkara luar biasa. Namun, satu
persatu tercecer di tengah jalan. Perlahan, bersama kerasnya kehidupan, mereka
menyerahkan keluarbiasaan mimpi itu di hadapan kenyataan sementara. Padahal, di
akhir perjalanan, hanya orang-orang yang tetap memegang kuat-kuat keyakinan
akan kemuliaan mimpi dan kebesaran Tuhan yang boleh tersenyum bangga. Lainnya
hanya akan memandang kekerdilan diri dengan seuntai panjang penyesalan.
Tentang keluarga, perhatikan satu
perihal penting ini: jangan pernah memandang diri mampu membangun keluarga baru
jika kita masih punya masalah fundamental dengan keluarga yang kita miliki saat
ini. Maka, perbaikilah kualitas hubungan dengan ayah, ibu, kakak, adik, dan
sanak saudara sebelum memutuskan untuk menikah. Karena itu artinya kita
membangun bangunan sekaligus menghancurkannya dalam satu waktu. Bagaimana
mungkin kita mendirikan gedung yang kita hancurkan dalam waktu bersamaan?
Percayalah, kesalahan-kesalahan mendasar dalam berinteraksi dengan keluarga
akan serta merta terulang dalam keluarga baru yang ingin Anda bangun.
Tentang teman-teman, jangan
pernah menghancurkan perkawanan yang telah dibangun atas kepercayaan Akan
sangat mudah memutus tali silaturahim namun sangat sulit menyambungnya kembali.
Sekuat apapun kita, akan ada saat-saat dimana kemanusiaan kita menunjukkan sifatnya
yang hakiki, lemah dan tak berdaya, butuh akan pertolongan. Kemudian,
perbaikilah pribadi kita untuk lebih kompromistis dengan karakter yang lebih
beragam. Bersama semakin luasnya wawasan, seharusnya semakin cerdas pula kita
berinteraksi.
Tentang buku, cintailah ia!
Karena kalian tak akan membacanya sebelum mencintainya dan menyadari
kepentingannya. Teknologi boleh bertambah maju, tapi buku tak pernah menjadi
barang usang. Dan sungguh, tak ada orang besar yang tak punya hubungan baik
dengan buku.
Tentang jodoh, berdoalah pada
Tuhan banyak-banyak!
Tentang Tuhan, jalanilah hidup
dengan melibatkan-Nya serta!
1 komentar:
Kiwee, makasih untuk tulisannya.. selalu menginspirasi ;p
Posting Komentar