Jika selama ini Anda minder
karena punya tulisan tangan yang jelek, sekarang Anda boleh berharap. Dengan bantuan grafologi, peruntungan Anda
dapat berubah. Pasalnya, pakar grafologi kadang-kadang menerjemahkan tulisan jelek
sebagai sesuatu yang penuh kreatifitas atau tanda kecerdasan.
Seperti belum lama ini,
iseng-iseng saya kirim contoh tulisan tangan dalam program sebuah radio yang
diasuh seorang teman. Saya harap kali ini analisanya berbeda dengan yang
sudah-sudah. Dari kebanyakan program tebak-menebak karakter seperti zodiak,
golongan darah, dll, saya bosan mendengar kata melankolis dan introvert disebut
berulang-ulang. Sebelumnya saya tebak sendiri hasil analisanya, “wah,
tulisannya jelek. Penulisnya pasti malas,” atau yang lebih buruk seperti begini,
“wah, tulisannya tidak jelas. Ini mencerminkan masa depan penulisnya yang juga
tak jelas.” Untungnya, hasilnya tidak seperti itu, jadi saya tak perlu khawatir
dengan tulisan dan masa depan saya, haha.
Kata sang pakar, huruf-huruf
tulisan saya lemas dan mengalir lancar. Itu pertanda kecerdasan dan daya
kreatifitas yang tinggi. Saya tak paham grafologi jadi tak dapat menjelaskan
apa hubungan antara lemas dan kreatifitas, apalagi antara tulisan yang mengalir
dengan intelegensi.
Sebenarnya saya punya riwayat
panjang perihal tulisan tangan. Waktu SD tulisan saya lumayan rapi hingga
dipercaya guru-guru yang mual atau ingin pergi ke kantin untuk menulis
pelajaran di papan tulis. Periode awal sekolah menengah tulisan saya semakin
rapi dan berpola, ketika itu saya terobsesi menulis dengan bagus. Tapi pada
akhir sma dan kuliah, ketika saya mulai banyak menulis, saya lebih memilih
efisiensi.
Efisiensi dalam tulisan bagi saya
adalah: menulis dengan goresan sesedikit-sedikitnya untuk pemahaman
sebanyak-banyaknya. Jadi tulisan saya sekarang lebih mirip simbol-simbol yang
ingin menyampaikan lebih dari susunan kata atau angka. Barangkali semacam
semiologi.
Apalagi karena saya harus
mengulang tulisan dalam bentuk digital, orientasi tulisan tangan saya semakin
menjauh dari upaya menjadi rapi dan bagus. Dan sekarang, sebagai orang yang
tulisannya jelek, saya disuruh banyak-banyak bersyukur oleh sang pakar
grafologi. Akibat analisa itu, saya menjadi penulis tulisan tangan jelek yang
kurang bersyukur.
Analisa selengkapnya di sini
0 komentar:
Posting Komentar