RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Rabu, 25 Januari 2012

Fokus


Hari-hari ujian baru saja usai. Setelah sebulan lebih ‘menekan nafas’ akhirnya tiba saat untuk barang sejenak bernafas seperti biasanya. Bukannya mengistirahatkan otak, tetapi mengalihkan fokus otak pada hal lain. Karena faktanya (kata temanku), otak kita tak pernah berhenti bekerja. Bahkan saat kita tidur otak kita masih saja berpetualang dalam dunia bawah sadar. Pergi ke tempat-tempat yang tak memungkinkan dikunjungi di alam nyata, menyampaikan pesan-pesan yang di kehidupan sebenarnya tersembunyi oleh kekeluan lidah, serta melakukan hal-hal yang di secara realistisnya terkekang oleh batas-batas realita dan fakta.

Aku kembali membuka lembaran-lembaran yang karena ujian terpaksa ‘dipinggirkan’. Seraya mengajak otak untuk berpindah haluan. Menguak memori-memori usang untuk kembali dirangkai.

Tapi, sepertinya ada yang tersisa dari ujian untuk direnungkan. Ada yang perlu digarisbawahi dari momen yang selalu terlihat seperti momok mengerikan itu. Ada hal yang perlu diikat agar tak terbang begitu saja.

Kita sadari atau tidak, betapa ujian telah sukses membuat otak kita fokus. Qodhoya-qodhoya mantiq yang di hari biasa sepertinya tidak mungkin untuk dimengerti, toh bisa juga diatasi, tanpa perlu pembimbing pula. Tebalnya kertas-kertas kusam buku fiqh yang di luar ujian selalu mengundang rasa kantuk akhirnya terbaca semua. Begitu halnya dengan pelajaran-pelajaran yang lain. That’s all settled, meskipun hasilnya wallahu a’lam.

Ternyata, dengan fokus, kita bisa melakukan sesuatu yang sepertinya mustahil.

Selama ini, kita terlalu membiarkan otak kita berkeliaran kemana-mana. Kita melakukan banyak hal, tapi tanpa disertai dengan otak dan hati yang tak tahu juntrungannya sedang dimana. Kita belajar, tapi fokus kita ada pada pertandingan bola nanti malam. Kita diskusi, tapi konsentrasi kita masih tertinggal di jawazat karena besok pagi harus secepat mungkin kesana. Kita kuliah, tapi hati kita sedang meratapi kepergian orang yang kita cintai. Well, hasil dari semua itu bisa kita lihat sendiri, terlalu banyak waktu kita yang terbuang sia-sia. Tak ada produktifitas.

Sebenarnya dengan fokus, tak ada yang berkurang dari kebahagiaan kita. Seperti saat ujian kemarin. Kita masih bisa makan 3 kali sehari, tidur 8 jam sehari, masih bisa mendengarkan lagu-lagu kesayangan, bahkan masih bisa menghabiskan beberapa judul film. Intinya, saat fokuspun kita masih bisa menikmati kegiatan-kegiatan santai tanpa berkurang kuantitasnya. Bahkan dengan kualitas yang lebih baik.

Huft, aku masih belum terlalu fokus sehingga kebingungan bagaimana untuk mengakhiri catatan ini, haha. Intinya, karena fokus tidak mengurangi kebahagiaan kita dan bahkan mampu membuat kita melewati melakukan hal-hal luar biasa. Marilah kita biasakan untuk selalu fokus dalam semua tindak tanduk kita, semua langkah kita.

0 komentar:

Posting Komentar