RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Sabtu, 04 Agustus 2012

The Super Machine


Aku selalu terkagum-kagum dengan etos kerja manusia-manusia super. Mereka, seolah punya energi ekstra untuk melakukan hal-hal yang lebih baik daripada manusia kebanyakan. Mereka bekerja seperti tak punya rasa lelah, seperti mesin.

Salah satu contohnya adalah, e…maaf! Aku tak suka menyebutkan nama, kuberikan clue nya saja. Dia adalah sekretaris jenderal I4, mahasiswa program doctoral di salah satu perguruan tinggi Eropa.

Jika melihat sosoknya tak terlalu memberikan kesan mendalam, maka mengetahui sepak terjangnya akan membuat anda geleng-geleng kepala. Di tengah kegiatan formal akademisnya yang tak bisa dibilang ringan, dia sangat aktif melakukan kegiatan non-akademis yang determinan untuk kemajuan bangsa. Dia mengusahakan gerakan nyata dari putra-putri terbaik Indonesia di seluruh dunia, mewadahi mereka dalam forum aktif, mendiskusikan konsep bagaimana seharusnya Indonesia ke depannya, dan mengerjakan kerja-kerja lapangan di penjuru nusantara jika ada kesempatan.

Di sela-sela jadwal padat itu, dia masih bisa menjejali dengan membaca buku. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan tujuh jam dua buku berhasil dilahapnya. Dan lagi, dia sangat produktif menulis. Tak muluk-muluk memang, hanya sekedar tulisan ringan seputar pengalaman kesehariannya. Tapi, tulisan-tulisan itu selalu membuat bulu kudukku merinding setiap membacanya. Ada semacam energi positif yang menyebar di udara sekelilingku. Semangatku yang tadinya tercerai-berai menjadi terkumpul lagi dan berkobar. Tulisan-tulisannya seperti api, membakar. Semua itu karena dia selalu menceritakan hal-hal hebat, meski sederhana.

Tapi, bukan hanya kerja nyatanya saja yang membuatku iri, cara dia menyikapi masalah bagiku sangat khas jiwa-jiwa pemimpin. Dia lebih suka membicarakan solusi-solusi daripada berlarut dalam masalah. Dan, dalam menghadapi orang-orang yang bermacam karakter, dia lebih memilih meneladani sisi-sisi hebat dari manusia yang ditemuinya daripada membahas keburukannya.  He prefer to lit the candle up than cursing the darkness. Orang-orang seperti ini, Teman, yang membuat dunia lebih baik, merekalah yang membuat bumi terus berputar.

Di tengah kepayahan diriku yang masih mencoba mencari bentuk terbaik, masih mengeluh diantara jadwal-jadwal, masih mencari-cari alasan untuk memanjakan diri, masih mencuri-curi waktu untuk menikmati nganggur, aku berdoa semoga jiwa-jiwa mereka tetap konsisten dalam kebaikannya, sehingga aku selalu punya alasan untuk terus mencoba menjadi seperti mereka.

0 komentar:

Posting Komentar