RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Rabu, 28 November 2012

Apa yang Bisa Kita Lakukan Untuk Palestina

Produk Yahudi
Saya bukan peramal, tapi saya prediksikan kasus Palestina masih akan berlarut-larut. Sedihnya, masalah ini –menurut hemat saya- masih akan berkisar pada serangan-serangan membabi buta Israel, peluncuran satu dua roket balasan Hamas yang tak sebanding, debat tegang di PBB yang bagaimanapun hasilnya Amerika akan mem-vote, negara-negara muslim (khususnya Arab) yang masih setengah hati dalam membantu, dan kita (rakyat jelata) masih akan terjebak dengan menangisi nasib penduduk Palestina tanpa bisa berbuat apa-apa. Hal paling banter yang bisa kita lakukan hanyalah menghadiri konser musik amal serta menyisihkan sedikit uang kita setelahnya. Itupun dengan ketidakpastian apakah uang kita tersalurkan kepada rakyat Palestina karena akses menuju ke sana sangat terbatas. Respon lain yang sering kita lihat adalah unjuk rasa dengan membakar bendera Israel –mereka tetap tidak peduli-.

Keadaan yang demikian masih akan berlangsung dalam tempo yang cukup lama, lagi-lagi menurut saya. Mungkin ini adalah strategi Israel untuk menyiksa batin rakyat Palestina dengan sikap politik mereka. Mereka tidak akan menyatakan perang secara terbuka karena Israel tahu itu justru membahayakan eksistensi Negara Yahudi itu. Mereka lebih memilih melakukan serangan-serangan skala kecil dan sedang serta bertahap. Semua itu dilakukan untuk meneror psikologi rakyat Palestina hingga akhirnya mereka sendiri yang memilih pergi dari tanah leluhurnya. Rakyat Palestina hidup dalam kungkungan ancaman maut yang dengan tiba-tiba bisa saja merenggut nyawa mereka, atau nyawa anak istri tercinta mereka. Siapa yang tahan terus menerus hidup dalam kekhawatiran?

Rakyat Palestina sudah berjuang mati-matian untuk sebuah kemerdekaan. Hamas sebagai kekuatan politik terkuat sudah mengusahakan yang terbaik. Di dalam negri, Hamas mendapatkan banyak dukungan karena merakyat. Mereka bekerja keras membangun masyarakat dengan mental yang kuat. Hamas mengajak rakyat meramaikan masjid, mengajari mereka pendidikan, memberi pelayanan kesehatan, toleran terhadap kaum Kristen dan minoritas, semuanya demi memperjuangkan cita-cita Palestina Merdeka. Sementara di luar negri, mereka membina hubungan dengan Negara-negara lain, mengumpulkan dana dari simpatisan, serta terus menerus mengusahakan diplomasi kepentingan mereka di forum Internasional. Sesekali mereka memperlambat gerakan Israel dengan pemuda-pemuda berketapel atau juga sesekali membalas serangan Israel dengan roket jika keterlaluan. Tapi hanya itu yang bisa mereka lakukan.

Kita perlu tahu, kerja keras berteman peluh dan darah dari para pejuang itu masih menemukan rintangan yang tak mudah. Di dalam negri, Hamas masih harus sering berdialog dengan Fatah, karena tak jarang muncul intimidasi yang bisa mengobarkan perang saudara. Selain dengan Fatah, mereka juga harus banyak duduk semeja dengan fraksi-fraksi lain seperti Jihad Islam dan semacamnya. Tidak mudah untuk menyatukan visi dari perspektif yang beragam. Itu belum termasuk masalah minimnya kekuatan finansial untuk operasional dalam negri Palestina.

Di forum internasional, kekuatan politik mereka yang mendukung Israel masih terlalu dominan. Di PBB ada veto 5 negara besar. Di Amerika ada lingkaran setan bernama sistem dualisme Republik dan Demokrat. Lobi-lobi Yahudi juga masih kuat di sana. Sementara masalah dalam umat muslim sendiri juga kompleks. Di antara negara-negara muslimpun sering terjadi ketidaksepakatan dalam menangani masalah Palestina. Juragan-juragan minyak Arab lebih suka menginvestasikan uang mereka untuk tim-tim sepakbola, atau membangun pulau-pulau impian dengan menimbun laut lepas.

Begitulah umat Islam saat ini, kita bukan saja tidak punya kekuatan untuk meringankan penderitaan saudara kita di Palestina, tetapi secara tidak sadar juga ikut mendukung serangan Israel. Mari kita mawas diri, apakah kita termasuk pihak yang demikian. Pasalnya, ternyata banyak sekali perusahaan-produsen barang-barang kebutuhan kita adalah mereka yang terang-terangan membantu Israel dengan memberikan bantuan finansial tiap tahunnya.

Pernahkah suatu hari Anda belanja di Carefour, lalu membeli celana jeans merk Calvein Klein atau George Armani di sana, kemudian membeli Johnshon & Johshon untuk kado bayi handai taulan, sebelum pulang menonton film Hollywood di 21 dan mampir mengisi perut di KFC, tak sadarkah Anda bahwa Anda sedang menyumbangkan pundi-pundi uang Anda untuk kepentingan Zionis. Masih banyak lagi produk-produk perusahaan penyokong Zionisme berada di sekeliling kita, Intel, Coca-Cola, Mc Donald, Pepsi, Danone, Nestle, Nokia dll. Produk-produk tersebut mendapatkan keuntungan yang sangat melimpah dari pola hidup konsumtif kita.

Produk-produk itu selain menunjukkan betapa lemahnya perekonomian kita juga menyatakan  bahwa kita belum bisa menjadi seorang muslim yang baik. Maksudnya adalah, bahwa pola hidup kita yang konsumtif bukanlah sikap seorang muslim seharusnya. Selayaknya sebagai seorang muslim hidup sederhana. Mengkonsumsi apa yang dibutuhkan serta lebih banyak bersedekah dengan rezeki kita.

Jika masing-masing dari kita paling tidak mempraktikkan dua hal di atas, hidup sederhana dan banyak sedekah, saya optimis keadaan Palestina tidak seburuk sekarang dan Israel tidak sekuat saat ini. Karena itu, Kawan, mari kita melakukan hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk Palestina. Bukankah kita hanya perlu berkorban sedikit mengekang nafsu konsumtif kita serta sedikit saja lebih dermawan?

0 komentar:

Posting Komentar