RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Rabu, 28 November 2012

Siapa yang Teroris?

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah Amerika secara resmi menyatakan keberatan atas pernyataan Perdana Mentri Turki, Recep Tayyib Erdogan. Sebelumnya Erdogan mengecam keras serangan Israel di Gaza. Di antara kalimat Erdogan mengatakan bahwa Israel Israel sedang melakukan pembersihan etnis di Gaza. Erdogan juga menyebut Israel sebagai 'negara teroris'.

Sontak Amerika Serikat, yang jamak diketahui sebagai sekutu politik Israel, bereaksi keras atas pernyataan Erdogan.

“Saya ingin katakan bahwa beberapa retorika sangat keras yang datang dari Turki, kami anggap sama sekali tidak membantu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, seperti dilansir Xinhua, Rabu (21/11/2012).

Sementara itu, sudah sejak lama AS secara resmi memasukkan Hamas sebagai organisasi teroris. Demikian seperti yang terlampir dalam situs resmi pemerintah Amerika Serikat, www.us.gov. Ketika secara tidak diduga Hamas memenangi pemilu Palestina pada 2006 lalu, AS pun kebakaran jenggot. Di satu sisi, AS punya konsekuensi atas usaha promosi demokrasi yang mereka pawangi.

Di lain pihak, AS harus berusaha melestarikan pemerintah Palestina “yang lunak” untuk memfasilitasi kepentingan sekutu dekat mereka, Israel. Walhasil, AS dan kompatriotnya –Israel dan negara-negara Uni Eropa- berusaha melemahkan pemerintahan Hamas dengan memblokade aliran dana untuk Hamas. Bantuan yang sebelumnya dijanjikan untuk Palestine Authority –pihak yang berwenang atas Palestina selama belum diakui kemerdekaannya- sebesar 50 juta dolar distop. Uang pajak rakyat Palestina dengan jumlah nominal yang sama pun dibekukan Israel. Tak hanya itu, AS menekan negara-negara Arab yang nampak hendak memberikan bantuan ke Palestina.

Akibat aksi blokade finansial tersebut, pemerintah Hamas sempat mengalami krisis moneter. Pemerintah tak punya dana membiayai operasional hingga sempat tidak membayar gaji 160.000 pegawainya selama tiga bulan. Akhirnya, berkat bantuan dari negara-negara liga Arab, Hamas sedikit demi sedikit bisa mengatasi krisis ini.

Dari data-data di atas, nampak jelas usaha AS dan sekutunya untuk melemahkan pemerintahan Hamas yang mereka anggap teroris. Ini belum termasuk usaha pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin Hamas yang berkali-kali terjadi. Terakhir, pembunuhan terhadap Ahmad Al Jabaari, pemimpin sayap militer Hamas, menyebabkan konflik militer selama seminggu antara Hamas vs Israel.

Definisi teroris memang sangat abu-abu. Tidak jelas bagaimana suatu golongan bisa dianggap sebagai teroris. Dalam kasus Palestina, apakah Hamas yang merepresentasikan suara rakyat Palestina bisa dikategorikan sebagai teroris. Selama ini, Hamas tidak pernah meluncurkan roket-roket peledak kecuali ada intimidasi dari Israel –termasuk peluncuran roket terakhir yang diawali oleh seranga Israel-. Lagipula, dari data yang bisa kita ketahui dari media manapun, korban jiwa yang jatuh di Palestina jauh lebih banyak daripada  penduduk Israel yang cuma terluka. Lalu, apakah usaha hamas untuk menunjukkan kedaulatan bangsa Palestina sekaligus melindungi rakyatnya adalah gerakan terorisme? Saya lebih sepakat dengan pernyataan Erdogan, Israel lah teroris yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar