RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Rabu, 23 Maret 2011

A Past's Glance, It inspires, perhaps!

Lucu. Begitu kesan terkuat yang muncul ketika aku mengobrak abrik kembali buku agendaku. Lembaran demi lembaran seolah menjadi cermin akan diriku yang dulu. Kurniawan Saputra 2 tahun yang lalu. Tepat setelah menjadi alumni serta hari hari berikutnya.

“Buku kamu ko penuh gini?” guman temanku beberapa tahun yang lalu. Ketika ia (sengaja atau tidak) membolak-balik halaman demi halaman buku agendaku. Ya, buku
tulisku memang penuh.

Waktu itu aku hanya tersenyum, aku punya banyak hal untuk dituliskan, batinku. Hmm, sebenarnya lebih tepatnya dicoretkan. Dahulu, tulisanku masih acak-acak. Ibarat di zaman kuno, aku belum mengenal sistematika. Rata-rata coretan pemenuh buku agenda hanya berupa kalimat-kalimat motivasi, sedikit planning masa depan, analisa-analisa dangkal, serta yang sudah sedikit rapi adalah beberapa puisi dan lagu yang kucoba rangkai. Soal lagu, aku bahkan sudah lupa bagaimana iramanya, namun liriknya masih tersimpan (tidak) rapi di buku agendaku.

Aku mencoba mencari perbedaan antara ide ideku dahulu, dan sekarang. Hmm, Alhamdulillahirabbilalamin, syukurlah, ternyata tidak ada perbedaan prinsipil diantara dua aku, dulu dan sekarang. Aku bisa melihat bahwa lajur yang aku lalui sekarang adalah jalan yang dulu aku gariskan. Hal paling terang yang muncul dari kumpulan coretan-coretan lamaku adalah keyakinan. Dan kembali sebuah syukur, karena hingga kini hal itu masih aku jaga.

You will never find “talent” in my dictionary; you will just find “wish”, “bravery”, and “Belief”.

Silakan anda kritik kaidah grammatical bahasanya, sayapun sekarang tersenyum malu akan kalimat diatas. Maklumlah, waktu itu pelajaran bahasa inggris yang kudapati hanyalah formalitas pelajaran yang bahkan tak kuperhatikan, serta sedikit otodidak. Namun dari kalimat diatas juga menimbulkan kebanggaan terhadap diriku sendiri. Bangga karena ternyata sejak dulu aku sadar aku tak punya bakat. Sebuah kesadaran di usia yang masih amat dini bahwa kemauan, keberanian, dan keyakinan akan membawa keberhasilan adalah sebuah anugrah. Dan aku berlindung kepada Allah dari semua raja ‘ujub dan riya’.

Hal penting lainnya yang aku dapatkan adalah kenyataan bahwa hidupku begitu berubah seetelah sembuh dari sakit yang nyaris merenggut nyawaku. Bersama kekecewaan yang sangat karena semua impianku kandas karena sakit itu. Dan ternyata itu semua yang justru mengubah aku dan hidupku setelahnya.

Something that couldn’t kill you simply makes you stronger.

Aku benar-benar meresapi dan menyadari arti kalimat diatas setelah kejadian itu. Ya, sesuatu yang tidak bisa membunuhmu akan membuatmu lebih kuat. Dengan redaksi yang sedikit berbeda, sosok Joker dalam sekuel Batman The Dark Knight berujar:

Something that couldn’t kill you simply makes you stranger.

Sesuatu yang tidak bisa membunuhmu akan membuatmu lebih aneh. Parody yang cukup lucu, namun maknanya tak jauh berbeda. Aku merasakan keduanya.

Kembali mengenai coretan masa lalu, aku menuliskan banyak kata-kata motivasi di buku agenda lamaku. Diantaranya beberapa dibawah ini:

Your mind creates your reality.

Criticism never hurt anybody.

Dan diantara puisi yang kucoba rangkai:

The World Of Mine
Im myself, surely different
What you describe, not the ultimate me
Although you know things of me, and attend in every my seconds
Im flowing beyond naturally,
Im the atom with big potency,
I shall you and the entire world,
That’s me
Let me walk on my own path then I’ll find my own destination
And let me fly on the air belong to me I’ll enjoy,
The world of mine,

Puisi ini juga sebenarnya sebuah lagu, namun irama dan nadanya sudah tak begitu ingat. Namun bait-bait kata diatas benar-benar memberiku motivasi. Mungkin karena merupakan ‘penemuan paling rapi’ diantara coretan-coretan sampahku. Mungkin juga karena begitu aku, haha. Terkadang narsisme adalah necessity.

Mengulas masa lalu, sebuah kalimat kembali tersegarkan. Petuah ini kudapatkan saat aku menonton acara Kick Andy dalam episode Laskar pelangi. Ketika itu salah seorang penonton undangan yang juga seorang penulis (aku lupa namanya) berkata dengan mantap:

Kehidupnmu bukan diselamatkan oleh pendidikan, namun kehidupanmu akan diselamatkan oleh skill dan hal yang tak pernah berhenti kamu lakukan.

Begitu menohokku ketika itu. Dan setelah saat itu, aku kembali rajin menulis. Karena hal yang tak pernah berhenti aku lakukan hanya itu.
Kuteringat akan kata-kata yang sering aku teriakkan dulu di depan 1xC, selepas muwajjah biasanya:

If you wanna be what do you wanna be, Be! What do you wanna be.

Ya, jadilah diri anda seperti yang anda mau!.

0 komentar:

Posting Komentar