RSS
Semua orang hidup dalam tempurung, dan semua menganggap itulah alam semesta.

Rabu, 26 September 2012

Wanita Cantik


Sebetulnya, aku tak bermaksud menulis tentang ini. Hanya saja, ketika membaca tulisan seorang kawan dengan tema yang “menarik” ini, tiba-tiba aku tak bisa melawan godaan untuk menulisnya. Kebetulan ada faktor pendukung lain, suasana hatiku memang sedang merona merah belakangan. Jika wajah bisa merona merah darah saat malu, maka hati bisa merona merah muda kapan saja ketika asmara datang menyapa, hehe.

Bila harus diwujudkan dalam bentuk permisalan, mungkin hati ini layaknya air muka anak baru gede kemarin sore ketahuan gurunya menuliskan surat cinta, lalu diberdirikan di lapangan untuk membacakan isi surat yang amat pribadi itu lantang-lantang. Lihatlah! bagaimana kalutnya emosi sang remaja ketika euforia terhebatnya harus direcoki dengan malu, marah, kesal sekaligus takut. Begitulah ibaratnya.

Mari kembali pada laptop, eh salah, wanita cantik, hehe.

Dalam pengembaraan hidup, aku sudah banyak bertemu dengan wanita cantik. Mereka –para wanita- memang diciptakan dengan keindahan. Every woman has her own beauty. Ya, setiap wanita memiliki kecantikannya masing-masing. Kecantikan itu terletak dalam titik-titik berbeda dalam setiap wanita. Ada yang berupa pesona fisik, kecemerlangan ide, keanggunan pribadi, keunikan karakter, dlsb.

Perkara-perkara di atas bagiku termasuk kriteria “cantik”. Cantik –dalam otakku- sudah tidak lagi sekedar bermakna ortodoks, yaitu semua karakterisktik rupa seperti kulit putih, hidung mancung, bulu mata lentik, atau lainnya. Cantik dengan definisi paling akhir menurutku hanyalah dimensi terendah sebuah kecantikan, dimensi fisik. Sementara sebuah kecantikan –masih menurutku- memiliki dua dimensi lagi, intelektual dan emosional.

(Karena kecantikan adalah relatif, tentunya apa yang aku ungkapkan di sini adalah cantik dari sudut pandang subyektif seorang aku. Anda boleh-boleh saja tak sepakat dengan kriteriaku.Tapi jika Anda setuju, mari kita bersulang untuk itu! hehe.)

Kecantikan intelektual adalah bagaimana seorang wanita mampu mempesona dengan otaknya. Tapi, pesona intelektual itu bukan sekedar luasnya pengetahuan. Wanita akan terlihat cantik karena otaknya apabila keluasan wawasan juga didukung dengan orientasi kreatif dan jelas, namun tetap dalam koridor kewanitaan. Adalah penting bagi laki-laki untuk memiliki wanita yang tetap berorientasikan kewanitaan. Para lelaki menginginkan ibu untuk anak-anak mereka, pelengkap mereka, bukan rival yang selalu adu argumen dalam kehidupan berumah tangga.

Dimensi selanjutnya adalah kecantikan emosional. Dimensi ini bukan sekedar sikap murah hati, murah senyum dan rajin menabung (emangnya dasa darma, hehe). Tapi lebih pada sifat-sifat emosional yang mencerminkan kewanitaan. Bagaimana seorang wanita legowo atau memiliki jiwa besar, sabar dan tidak mudah begitu saja mengikuti perasaan dan yang lain coba tanya pada para wanita, karena merekalebih mengerti, hehe. Oia, dimensi emosional juga meliputi ranah spiritualitas. Meski dalam banyak versi sering dibedakan antara EQ (emotional quotient) dan SQ (spiritual quotient), tapi aku lebih suka menggabungkannya. Karena berdasarkan penjelasan psikologis, ternyata spiritualitas termasuk kecerdasan intrapersonal yang bersama interpersonal membangun kecerdasan emosional secara komprehensif.

Demikianlah kriteria wanita cantik menurutku, hehe. Dari masing-masing dimensi ada kredit poin tersendiri. Dimensi pertama (fisik) memiliki kredit poin terendah, sementara dimensi kedua (intelektual) dan ketiga (emosional) berkredit poin seimbang sekaligus lebih tinggi dari dimensi pertama. Wanita yang cantik secara fisik saja belum bisa dijadikan prioritas untuk menjadi pasangan hidup. Karena jika kecantikan fisik yang dicari, sebentar kemudian Anda akan menyadari bahwa ada rumput tetangga yang lebih hijau.

Tidak mudah memang menjadi sosok yang ideal. Tapi aku menulis ini bukan untuk meminta wanita menjadi sempurna, namun lebih pada untuk membangun kesadaran bersama bahwa ada nilai kecantikan yang tidak melulu bersandar pada fisik.

Mengenai bagaimana menjadi pribadi yang diharapkan? Aku percaya setiap wanita memiliki rumus tersendiri. Mereka mengerti sepenuhnya bagaimana harus bertindak dan bersikap. Karena, ya, salah satunya itu tadi, mereka memiliki keindahannya masing-masing. Selain itu karena mereka telah dianugerahi Tuhan perasaan yang lebih lembut sehingga lebih peka bagaimana menjadi cantik. Tentunya mereka yang cerdas tidak hanya akan mengekplorasi kecantikan fisikal, namun juga mengerti bagaimana menjadi cantik secara intelektual dan emosional.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah” (al-Hadits)

0 komentar:

Posting Komentar